Selasa, Juni 09, 2009

Mewujudkan Negeri yang Baik

Marilah bertaqwa kepada Allah, yakni dengan senantiasa melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. Ketahuilah, taqwa juga mengandung arti "menghindar" karena sesungguhnya orang yang bertaqwa berarti menghindar dari ancaman dan siksaan Allah.

Diantara kebahagiaan kita adalah manakala kita hidup dalam rasa aman, adil, makmur dan sejahtera. Allah menyatakan bahwa suatu tempat, daerah atau masyarakat yang hidup dalam kebahagiaan dan kesejahteraan adalah masyarakat yang thayyib dan penuh ampunan Allah, sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya :

"Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun". (Q.S. Saba:15)


Ayat ini bagaikan menyatakan : Kami bersumpah bahwa sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda kekuasaan Allah di tempat kediaman mereka. Yaitu wilayah yang sekarang terletak di Yaman Selatan.


Memang kerajaan Saba' ini adalah adalah kerajaan yang sangat makmur, aman dan sentosa sehingga Allah memerintahkan agar kaum Saba' bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengampun. Negeri Sab'a ini memiliki pengaruh yang sangat luas hingga ke benua Afrika dan memiliki bendungan yang sangat besar dan kokoh bernama bendungan Mi'rab serta mampu mengairi seluruh wilayahnya, sehingga menjadikan tanah subur dan rakyatnya makmur.

Ada dua hal yang harus kita perhatikan dalam firman ini.
Pertama, "thayyibatun" berarti sesuatu yang sesuai, baik dan menyenangkan bagi seseorang. Negeri yang baik antara lain adalah yang aman sentosa, melimpah rezekinya dapat diperoleh secara mudah oleh penduduknya, serta terjalin pula hubungan harmonis kesatuan dan persatuan antar anggota masyarakatnya.

Oleh karena itu negeri yang baik tidak mungkin terwujud dalam pemerintahan dan tata masyarakat yang tidak teratur, suka bermusuhan dan saling merugikan. Dengan demikian, setiap orang semestinya bekerja keras dan berbuat baik agar dapat mewujudkan negeri yang baik. Yakni negeri yang dapat melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya, sehingga masyarakat merasa ikhlash. Negeri yang baik, sudah pasti jauh dari korupsi dan kolusi. Sebab korupsi dan kolusi di Negara manapun di dunia ini merupakan perilaku yang merugikan Negara dan masyarakat.

Kedua, rabbun ghafur. Tuhan Yang Maha Pengampun. Pernyataan Allah bahwa Dia Maha Pengampun memberi isyarat bahwa satu masyarakat tidak dapat luput dari dosa dan kedurhakaan. Pada masa Rasulullah SAW pun ada anggota masyarakat beliau yang berdosa. Namun, Rasulullah SAW berjuang menyelelamatkan manusia dari dosa-dosa tersebut, sehingga negerinya mendapatkan berkah lahir bathin.

Meskipun Allah selalu melimpahkan aneka anugerah kepada kaum Saba', dan senantiasa pula membuka pintau taubat, namun mereka tidak peduli. Lalu mereka berpaling mendurhakai nikmat Allah dan tidak mensyukuri nikmat-Nya itu, maka Allah mendatangkan kepada mereka banjir yang besar yang merobohkan bendungan dan memusnahkan perkebunan mereka. Dan Allah mengganti kedua kebun yang ditumbuhi pepohonan yang berbuah pahit dan pepohonan yang tidak berbuah dan penuh duri.

Demikianlah Allah memberi balasan dengan menjatuhkan siksa tersebut disebabkan karena kekafiran, yakni kedurhakaan dan keengganan mereka bersyukur. Dan Allah tidak membalas, yakni menjatuhkan siksa yang demikian itu melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kufur kepada Allah dan mengingkari nikmat-nikmat-Nya. Adapun bagi orang-orang mukmin, yang bertaqwa kepada Allah, balasan atau imbalan yang mereka terima adalah imbalan yang lebih baik, yakni kebahagiaan akhirat dikarenakan mendapat ampunan Allah.

Allah SWT menggambarkan bagaimana akibat orang-orang yang kufur dan tidak mau mensyukuri nikmat-Nya sebagaimana dinyatakan dalam surat Sab', ayat 16-17.

"Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr."

"Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir."

Maha benar Allah dengan segala firman-Nya. Segala sesuatu yang dinugerahkan Allah kepada kita, hendaknya kita pelihara dengan sebaik-baiknya agar menjadikan hidup kita aman, sentosa dan makmur. Jika kita tidak dapat memelihara anugerah Allah, maka cepat atau lambat Allah akan menimpakan siksa kepada kita.

Janganlah kita menganggap siksa yang ditimpakan Allah kepada kita hanya terbatas dengan siksa neraka jahannam di akhirat. Namun segala hal yang membuat kita menjadi tidak aman, tidak sentosa dan tidak makmur, sesungguhnya merupakan penyebab datangnya siksa di dunia.
Bentuk daripada kekafiran kita kepada Allah bukanlah semata-mata karena kita tidak shalat atau tidak puasa saja. Segala tindakan kita yang mengingkari Allah, sesungguhnya merupakan kekafiran. Na'udzubillahi min dzalik. Setiap kali orang menipu, memeras, mencuri dan merampas hak orang lain, maka perbuatan ini pun termasuk perbuatan kufur karena Allah tidak memerintahkan hamba-Nya untuk berbuat kejahatan. Sebaliknya, Allah memerintahkan hamba-Nya agar berbuat baik kepada sesama, melayani orang lain dengan ramah dan hormat, berkasih-sayang, rendah hati, tidak sombong, tidak menyepelekan orang lain dan tidak melakukan perbuatan yang merugikan masyarakat.

Dengan demikian, keamanan, kesentosaan dan kemakmuran suatu negeri tidak terwujud secara tiba-tiba. Akan tetapi harus diupayakan dengan sebenar-benarnya. Mustahil kita membangun sebuah rumah yang kokoh, nyaman, dan bagus, manakala orang yang mengerjakannya tidak benar dan bahan-bahan bangunannya tidak sesuai aturan. Demikian pula negeri yang baik harus diwujudkan dengan ilmu yang baik, budi pekerti yang baik, dan bahan-bahan yang baik. Demikianlah, janganlah kita mengharapkan Negara atau masyarakat yang baik, jika kita tidak memulainya dengan perbuatan baik. Takutlah akan siksa Allah. Semoga Allah mengampuni kita semua. Amin ya rabb al 'alamin.

1 komentar: