Senin, Juni 08, 2009

Mempermudah Anak Memperoleh Pendidikan

Ketahuilah bahwa sebagian kewajiban ummat Islam yang telah berkeluarga dan berumah tangga adalah mendidik dan menagatur rumah tangganya. Rumah tangga ini ibarat Negara kecil. Oleh karena itu wajib bagi orangtua dan siapapun yang diberi wasiat mendidik anak supaya selamat dunia akhirat dengan mengajari ilmu fikih dan syari'at, tauhid dan budi pekerti yang baik.

Allah SWT berfirman dalam surat at Tahrim, ayat 6.
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

Orangtua setidaknya mengerti tentang tata cara shalat, bersuci dan hukum-hukum ibadah keseharian. Kalau orangtua tidak membekali diri dengan ilmu-ilmu ini, akan ditanyakan di akhirat sebagai tanggungjawab setiap orangtua. Rasulullah SAW bersabda :

"Setiap diri kalian adalah pengatur (pemimpin) dan akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang diaturnya. Seorang iman adalah orang yang berwenang mengatur baik buruknya orang yang diatur, dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Dan seorang laki-laki (kepala rumah tangga) adalah pengatur keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas orang yang diaturnya."(HR. Bukhari)

Jika kita mendidik dengan agama dan akhlak, yang bahagia bukan anak-anak saja, melainkan juga orangtua, masyarakat dan lingkungannya. Sebaliknya, jika anak tidak mengerti agama, dia tidak akan bisa dijamin akhlaknya, sehingga mungkin menyusahkan orangtua, masyarakat dan lingkungannya. Orangtua yang mengajarkan agama dan akhlak yang baik kepada anak-anaknya, akan mendapatkan syafa'at (pertolongan)nya. Rasulullah SAW bersabda :

"Wahai kaum muslimin semua, barangsiapa yang diberi rezki Allah berupa anak, maka wajib baginya mebeguskan akhlak dan mendidiknya. Sesungguhnya barangsiapa yang mendidik anaknya memperbagus akhalak anaknya, maka Allah akan memberi rezeki berupa syafa'at (pertolongan)Nya. Dan barangsiapa yang meninggalkan anaknya dalam keadaan menjadi orang bodoh, maka seakan-akan ia menanggung segala amal perbuatan anaknya."(HR. Bukhari)

Hendaknya kita jangan menyepelekan pendidikan agama terhadap anak-anaknya. Sebab, satu-satunya sumber budi pekerti dan akhlak adalah agama. Jika kita meninggalkan anak-anak dalam keadaan bodoh alias tidak mengerti mana yang benar dan mana yang salah, mana yang haq dan mana yang bathil, mana halal mana haram, maka siksa Allah bukan saja ditanggung oleh anak-anaknya, melainkan orangtua pun merasakannya. Sebaliknya jika anak-anak memiliki ilmu pengetahuan dan akhlak al karimah, maka bukan saja anak yang mendapatkan keuntungan, melainkan orangtuanya pun demikian.

Namun, tidak semua orangtua dapat mendidik anak-anaknya secara langsung dan terus menerus. Oleh karena itu orangtua dapat memasrahkan kepada para ustadz, para guru, kyai atau di lembaga pendidikan agama seperti Taman Pendidikan Al Qur'an (TPQ). Mengingat betapa pentingnya pendidikan agama bagi anak-anak, maka seharusnya kita gotong royong membangun dan mengembangkan lembaga pendidikan agama. Kita dapat memanfaatkan mushalla, surau, masjid dan ruang sekolah untuk belajar agama di waktu-waktu tertentu seperti sesudah maghrib dan subuh atau di waktu sore hari.

Demikian pula, terkadang tidak semua orangtua memiliki biaya yang cukup untuk kebutuhan pendidikan anak-anaknya. Oleh karenanya, biaya pendidikan dapat diambil dari uang zakat sebagai zakat ta'jil. Jika kita bersama-sama mendukung kegiatan pendidikan agama dengan menggiatkan zakat, infak dan sedekah, niscaya di setiap desa tidak akan mengalami kesulitan di dalam membiayai pendidikan anak. Pemberian zakat, infak dan sedekah untuk pendidikan jauh lebih penting daripada pemberian yang bersifat konsumtif dikarenakan pendidikan merupakan fondasi maju mundurnya masyarakat. Disamping itu, pentasarufan zakat, infak dan sedekah (ZIS) untuk pendidikan memiliki manfaat jangka panjang.

Sungguh beruntung orang-orang yang mau gotong royong membiayai anak-anak Islam yang mencari ilmu. Jika anak-anak Islam tidak memperoleh pendidikan yang memadai, maka ummat Islam akan tetap berada dalam kebodohan. Akibatnya ummat Islam tidak akan mampu membangun dunia, melainkan hanya mengekor peradaban-peradaban asing. Ketahuilah, kemajuan ummat Islam di masa Rasulullah, para sahabat dan tabi'in hingga akhir abad ke-15 M, tidak lain disebabkan ummat Islam bergotong royong jihad fi sabilillah dalam bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Allah berfirman dalam surat Al Baqarah, ayat 261, yang artinya :
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui."
Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda :

"Barangsiapa siapa memberikan nafkah satu dirham kepada orang yang mencari ilmu, maka seakan-akan ia menafkahkan emas merah (24 karat) segunung Uhud di jalan Allah (HR. Bukhari)."

Semoga kita mendapat barakah dan kebaikan dunia akhirat atas usaha-usaha kita mempermudah anak-anak Islam memperoleh pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar