Selasa, Juni 09, 2009

Keutamaan Memberikan Pelayanan Masyarakat

Marilah bertaqwa kepada Allah, yakni dengan senantiasa melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. Ketahuilah, taqwa juga mengandung arti "menghindar" karena sesungguhnya orang yang bertaqwa berarti menghindar dari ancaman dan siksaan Allah.

Banyak riwayat yang menyebutkan kebaikan orang-orang Madinah atau kaum Anshar terhadap kaum Muhajirin Makkah. Diantaranya riwayat dari Abu Hurairah bahwasanya ada seorang laki-laki yang datang kepada baginda Rasulullah SAW dalam keadaan sangat lapar. Baginda Rasul menyuruh isterinya menyediakan makanan, namun di rumah Nabi sedang tidak ada makananan kecuali air tawar. Nabi menyuruh isteri-isterinya yang lain, keadaannya pun sama. "Demi Dzat yang mengutusmu dengan haq, aku tidak memiliki apa-apa selain air tawar," kata isterinya. Lalu Rasulullah SAW berkata kepada para sahabatnya,"Adakah dari kalian yang mau menjamu orang malam ini ?." Seseorang dari kalangan Anshar berkata :"Saya, wahai Rasulullah."

Selanjutnya orang itu membawa tamu Rasulullah ke rumahnya. Sesampai di rumah ia berkata kepada isterinya,"Muliakanlah tamu Rasulullah ini." Padahal di rumahnya hanya tersedia makanan pas-pasan untuk anak-anaknya. Namun ia ikhlash memuliakan tamunya sehingga ia dan isterinya pura-pura sudah kenyang dan ikut menikmati makanan yang disediakan.

Pagi harinya orang Anshar tadi menceritakan kepada Rasulullah apa yang diperbuatnya tadi malam. Rasulullah SAW bersabda :
"Sungguh Allah merasa senang terhadap apa yang kalian perbuat terhadap tamu kalian tadi malam." (HR. Bukhari-Muslim).

Sahabat Rasulullah yang memuliakan tamu ini, sesungguhnya juga memerlukan makanan untuk keluarganya. Namun ia mau berbagai dengan tamu Rasulullah SAW ketika orang-orang ragu-ragu untuk memenuhi ajakan Rasulullah. Sikap ini adalah sikap lebih mengutamakan orang lain daripada diri sendiri. Ketaqwaannya kepada Allah menuntun dirinya untuk memberikan pelayanan kepada orang yang memerlukan. Meskipun ia tidak mendapat upah dari Rasulullah atas kebaikannya itu, namun ia yakin dengan ampunan dan pahala di sisi Allah.

Sikap ini juga menunjukkan bagaimana seharusnya kita mensikapi orang-orang yang membutuhkan bantuan atau pelayanan dari kita semua. Allah SWT berfirman :

"Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung" (Q.S. Al Hasyr:9).
Maha Suci Allah. Mereka inilah orang-orang yang telah mendapatkan petunjuk dan yakin akan balasan Allah syurga. Kebaikan-kebaikan yang mereka berikan kepada kaum Muhajirin, sama sekali tidak mendapat upah berupa uang atau lainnya dari Rasulullah. Sesungguhnya kita perlu meneladhani dan mengamalkan sikap ini dalam kehidupan sehari-hari. Ibarat orang yang bekerja, upahnya memang sama besarnya, namun berbeda ganjarannya dari Allah manakala kita bekerja dengan sungguh-sungguh untuk memberikan manfaat, kebaikan dan kemudahan kepada orang lain.

Sungguh besar pahala bagi orang-orang yang mau memberikan manfaat kepada orang lain, karena sesungguhnya Allah memberikan pahala bukan berdasarkan pangkat dan golongan, melainkan berdasarkan amal ibadahnya. Rasulullah SAW bersabda :

"Ada dua perkara yang tidak bisa diungguli keutamannya oleh yang lain; yaitu iman kepada Allah dan memberi manfaat kepada sesama muslim."

Memberi manfaat kepada orang lain bisa berupa ucapan, kekuasaan, harta benda, pikiran maupun tenaga yang kesemuanya ini membawa kemaslahatan dan kesejahteraan ummat. Dalam hadist lain Rasulullah SAW bersabda :

"Barangsiapa berada di pagi hari tanpa bermaksud mendzalimi seorang pun, maka dosa-dosanya diampuni. Barangsiapa berada di pagi hari dan berniat untuk menolong orang-orang yang teraniaya serta memenuhi kebutuhan sesama muslim, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala haji mabrur."

Dengan tidak mendzalimi sesama manusia dan senantiasa memberikan manfaat kepada orang lain, berarti kita telah ikut serta membahagiakan orang lain dan menciptakan kehidupan masyarakat yang baik. Oleh sebab itu kehidupan harus dilandasi sikap saling memenuhi kebutuhan hidup dan saling membantu. Kehidupan yang baik ini pasti akan mendapat berkah Allah SWT. Dan marilah kita ingat kembali sabda Rasulullah SAW.

"Manusia yang paling dicintai Allah adalah manusia yang paling bermanfaat bagi orang lain. Amal yang paling utama adalah menyenangkan hati orang mukmin dengan cara menghilangkan kelaparan dan kesusahan atau melunasi hutangnya. Ada dua perkara yang sangat kotor dan keji, yaitu menyekutukan Allah dan menimbulkan kamedharatan atau kerugian bagi kaum muslim."
Oleh sebab itu orang yang beriman akan memiliki sikap antara lain :
Pertama, cepat tanggap dan gumrigah dalam melayani masyarakat.

Kedua, bekerja tidak semata-mata karena mendapatkan upah material, namun juga pahala dari Allah seraya berharap senantiasa diberi kemudahan oleh Allah kelak di hari kaiamat.

Ketiga, mau berkorban demi kepentingan masyarakat.

Keempat, tidak mempersulit sesama makhluk Allah yang sedang membutuhkannya.

Demikianlah semoga kita semua mendapatkan barakah dan ampunan Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar