Senin, Juni 08, 2009

Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT. Yaitu, dengan senantiasa melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi segala larangan-laranganNya. Sebab dengan iman dan taqwa inilah, manusia akan selamat di dunia dan akhirat.

Banyak orang mengeluh bahwa sekarang ini sudah tidak ada lagi teladan hidup. Sehingga setiap orang, hidup dengan cara dan jalan sendiri-sendiri. Akan tetapi, sesungguhnya tidak demikian. Kita tidak kekurangan teladan hidup. Yang kurang adalah kemauan dan kesungguhan kita dalam meneladani mereka.

Allah SWT berfirman dalam surat Al Ahzab, ayat 21.

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Dalam firman ini, Allah SWT mengingatkan kepada orang-orang yang beriman supaya senantiasa meneladani cara hidup Rasulullah SAW. Sebab dalam diri Rasulullah SAW itulah firman-firman Tuhan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sejarah telah menempatkan Muhammad SAW sebagai contoh kehidupan manusia. Michael H. Hart, salah seorang peneliti tokoh-tokoh besar dunia, menyimpulkan bahwa Muhammad SAW adalah tokoh nomor satu dunia dalam bidang kehidupan. Muhammad SAW adalah kesempurnaan hidup.

Apakah yang menjadikannya sempurna. Tidak lain, adalah keluhuran budi pekertinya. Nabi Muhammad adalah manusia biasa, namun akhlaknya sempurna. Beliau berumah tangga, memimpin masyarakat, bekerja, memiliki anak, hingga memimpin jihad fisabilillah.

Diantara budi pekerti Nabi yang sungguh luar biasa itu adalah kejujuran, amanat, lemah lembut, rendah hati dan adil dalam memimpin masyarakat. Beliau tidak pernah menyakiti manusia baik itu muslim maupun non-muslim. Beliau menjalin hubungan dengan sesama manusia sebagai makhluk Allah. Beliau menjadi pelindung bagi kaum muslim maupun non-muslim. Beliau menjadi pelindung kaum yang lemah ( mustadh’afin). Keimanan dan ketaqwaannya tidak tergoyahkan, sehingga Muhammad SAW menjadi manusia sempurna dalam sikap, ucapan dan perbuatannya. Sesungguhnya akhlak Nabi Muhammad SAW sangat agung. Sebaliknya bagi orang kafir, mereka menganggap Muhammad SAW sebagai orang yang gila karena telah merubah tatanan kehidupan masyarakat jahiliyyah. Allah berfirman dalam surat Al Qalam, ayat 4-6.

"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat,
siapa di antara kamu yang gila."

Jika Allah SWT menjadikan Rasulullah sebagai teladan hidup, maka siapakah manusia yang lebih tinggi darinya yang patut diteladani budi pekerti dan cara hidupnya ?

Oleh karena itu, alangkah naifnya jika kaum muslimin menganggap sudah tidak ada lagi teladan yang bisa menuntun kehidupan manusia menjadi lebih baik. Adalah kemalasan kita sehingga tidak mempelajari kehidupan Muhammad SAW. Padahal Allah telah memberi contoh hidup dalam diri Muhammad SAW, namun kita menolaknya dengan menganggap kehidupan Muhammad SAW ketinggalan zaman, tidak berkemajuan dan sebagainya. Ketahuilah, akhlak dan budi pekerti bersifat universal dan tetap sepanjang masa. Kita membutuhkan kepercayaan, keadilan, kesederhanaan, kelemah lembutan dan kasih saying. Untuk apakah kita mengikuti segala kemajuan dan modernitas, namun tidak membawa barakah dan keselamatan ?

Sebaliknya, jika kita mengikuti cara hidup Muhammad SAW, maka kehidupan akan beradab, berkemajuan dan tenteram. Jika kita mengikuti akhlak orang-orang kafir dan ahli maksiat, maka ketahuilah dunia akan semakin rusak. Dan kita tidak akan mendapatkan kebaikan di dunia dan keselamatan di akhirat.

Ketahuilah wahai suadara-saudaraku yang dirahmati Allah.
Semasa hidup, Muhammad SAW ditetapkan sebagai pribadi “al amin” (orang yang dapat dipercaya) oleh orang-orang kafir jahiliyyah. Jika orang-orang kafir saja menetapkan beliau sebagai al amin, bagaimanakah dengan kaum muslimin ?

Diantara sifat Rasulullah SAW yang lain adalah : shidiq (benar), amanat, lemah lembut, rendah hati, cerdas, dan tidak pernah menyembunyikan kebenaran.

Sudah seharusnya, kaum muslimin mau mendengar dan mempelajari kehidupan Muhammad SAW supaya dapat mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak mungkin kehidupan kita menjadi lebih baik, jika kita selalu mencontoh dan membiarkan peri kehidupan yang buruk.

Kemauan untuk meneladani hidup Muhammad SAW tidak lepas dari iman dan taqwa kita kepada Allah SWT. Keyakinan kita kepada Hari Akhir dan pembalasan Allah SWT, akan mendorong kita bersungguh-sungguh dalam meneladani Muhammad SAW. Namun sebaliknya, jika kita menganggap remeh dengan hal-hal yang terjadi sesudah kematian seperti surga, neraka, dan hari perhitungan; maka kehidupan akan diatur oleh hawa nafsu. Manakala kehidupan diatur dengan hawa nafsu, maka ketahuilah kehidupan tidak terselamatkan. Allah berfirman dalam suarat Al Jatsiyah, ayat 23, yang artinya :

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?"

Sesungguhnya Allah telah memilih Muhammad SAW sebagai teladan hidup. Mengapa kita tidak memulai mempelajari kehidupannya, mendengar ajaran-ajarannya dan sedikit demi sedikit mempraktikkan akhlaknya.

Marilah kita belajar agar kita menjadi orang-orang mu'min yang menerima apa yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita. Dan marilah kita menambah iman dan ketundukan kepada Allah dan rasul-Nya.

Semoga Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar, karena kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya, atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar