Selasa, Juni 09, 2009

Gotong Royong Memperbaiki Lingkungan

Memperbaiki lingkungan, bukanlah semboyan; melainkan cara berpikir baru, perbaikan perilaku, pengelolaan lingkungan dan cara pandang yang yang baru. Mengapa demikian ? Memperbaiki lingkungan perlu terus dikumandangkan dalam diri kita semua. Janganlah kita menjadi orang yang mudah lupa, atau hanya ingat manakala bencana telah menimpa. Sebaliknya kita harus berjaga-jaga atau mengantisipasi agar kita terhindar dari bencana.

Saudara-saudaraku, ketahuilah bahwa lingkungan hidup tidaklah terbatas pada hutan, air ataupun tanah saja; melainkan segala hal yang ada di sekitar kehidupan kita. Demikian pula tetangga, atau orang-orang yang ada di sekitar kita.

Ketika musim hujan, kita melihat air meluber di jalan-jalan, berarti kita sedang melihat tanda-tanda kerusakan jalan-jalan, saluran air yang tidak beres dan sampah-sampah yang menutupi saluran air. Akibat saluran air yang tidak benar atau tidak ada sama sekali, jalan-jalan raya yang baru saja diperbaiki menjadi cepat rusak karena air memiliki daya rusak yang sangat kuat.

Demikian halnya ketika di rumah kita banyak nyamuk, tikus dan lalat, maka sangat mungkin kebersihan di dalam rumah kita dan sekitarnya tidak terjaga. Banyak air tergenang atau orang membuang sampah sembarangan, sehingga air yang semula bersih menjadi sarang bibit penyakit. Nyamuk dapat menyebabkan Demam Berdarah (DB), kotoran tikus dapat menyebabkan leptoriosis yang menyerang otak dan paru-paru sehingga dapat menimbulkan kematian.

Zaman ini seharusnya menjadi zaman keswadayaan masyarakat. Yaitu, kita berbuat dan berusaha mengatasi masalah lingkungan dengan kekuatan dan kesungguhan kita; bukan menyerahkan segala urusan kepada orang lain.

Dalam keswadayaan ini, yang berkuasa bukanlah orang, tetapi peraturan. Jika dulu masyarakat menyerahkan nasibnya atau segala sesuatunya pada negara dan pada tokoh-tokoh tertentu; maka pada zaman swadaya ini setiap orang harus ikut serta di dalam pembangunan; baik pembangunan agama, pendidikan, sosial, kesehatan maupun pembangunan lingkungan.

Oleh karenanya, marilah kita memperbaiki keadaan lingkungan kita dengan usaha-usaha yang nyata, antara lain :

Pertama, memulai dari diri sendiri. Kita semua tidak memerlukan hukuman, melainkan teladan. Satu perbuatan lebih baik daripada seribu peraturan atau perkataan. Marilah kita memulai dari diri sendiri misalnya, dengan menyediakan tempat sampah dan tidak membuang sampah sembarangan. Kita hindarkan sungai-sungai dari sampah-sampah agar aliran sungai menjadi lancar sehingga tidak menggenangi jalan-jalan dan perumahan.
Marilah kita beri pemahaman kepada keluarga kita untuk hidup sehat dengan memelihara kebersihan lingkungan rumah. Jika lingkungan rumah terjaga, lingkungan RT terjaga hingga linggkungan desa tertata dengan baik, maka kita akan merasakan lingkungan hidup yang nyaman dan indah.
Marilah kita beri pemahaman kepada keluarga betapa mahalnya biaya yang harus dikeluarkan apabila lingkungan kita telah rusak. Karenanya, di sekolah-sekolah pun hendaknya kita memberi contoh kepada anak-anak untuk memelihara lingkungan.

Kedua, meninggalkan budaya acuh tak acuh.
Kita sadari betapa kita lebih suka menyerahkan diri pada negara. Seakan-akan kita mengatakan :"biarlah negara yang mengatur perumahan kita, lingkungan kita, tata ruang kita, jumlah anak kita dan gaya hidup kita." Segalanya diserahkan kepada negara bahkan untuk soal-soal kecil termasuk sanitasi, cara membuang sampah dan WC Umum. Adakah kita tidak ingin menolong di dalam kebaikan hidup bersama ?.

Betapa banyak masalah yang telah diakibatkan oleh karena kecerobohan dan ketidakpedulian kita. Gedung-gedung sekolah ambruk, tebing-tebing longsor, dan sampah berserakan di mana-mana, seakan-akan kita hidup dalam lingkungan yang tidak teratur, kumuh dan penuh dengan bibit penyakit. Padahal agama telah mengajarkan agar kita menjaga kebersihan, dan memandang kebersihan sebagai bagian dari iman. Oleh karenanya, lingkungan yang bersih membuktikan iman kita kepada Allah.
Rasulullah SAW bersabda :

"Kebersihan merupakan sebagian dari iman,"

Maka sebagai orang yang beriman, seharusnya kita lebih peduli terhadap lingkungan. Lingkungan adalah bagian dari hidup kita. Oleh karenanya, sudah seharusnya kita sendiri yang menjaga lingkungan. Saudara-saudaraku, perhatikanlah akibat yang terjadi jika semua orang mengabaikan kebersihan, ketertiban dan kemanaan lingkungannya.

Saudara-saudaraku, siapakah yang tidak menginginkan kehidupan yang bahagia dan sejahtera ? Tentu tidak ada. Namun, seringkali kita malas dan menganggap segala sesuatunya sudah ada yang mengurus. Ketahuilah kebahagiaan dan kesejahteraan tidak semata-mata berasal dari harta benda yang banyak dan rumah yang bagus. Kebahagiaan dan kesejahteraan dapat diperoleh manakala kita melihat lingkungan yang baik. Namun janganlah kita mengira, lingkungan yang baik ini akan terwujud begitu saja tanpa usaha yang sungguh-sungguh dari kita semua.

Para sesepuh mengajarkan kepada kita kebijaksanaan hidup. Diantaranya adalah gotong royong membersihkan lingkungan, siskamling, bersih-bersih sungai, selokan, bersih-bersih tempat ibadah, dan sebagainya. Semua ini merupakan ibadah kepada Allah SWT yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kita bersama.
Allah SWT mememerintahkan kita tolong menolong dalam kebaikan.

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya."(Q.S.5:2)

Ketahuilah, kebajikan dan ketaqwaan yang kita lakukan, akan membebaskan kita dari bencana dunia dan akhirat. Dan marilah kita meningkatkan usaha dan kepedulian kita dalam membangun lingkungan. Allah SWT berfirman :

"Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya." (Q.S. Ath-Thuur:21)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar