Senin, Juni 08, 2009

Menghindari Bahaya TV

"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman : " Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih baik bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat" (Q.S.24:30).

Televisi sesungguhnya ibarat sebuah rumah. Di dalam rumah biasanya ada tempat sampah untuk membuang kotoran dan segala hal yang tidak berguna bagi penghuni rumah. Demikian pula televisi. Bukan mustahil di dalam acara-acara televisi terdapat hal-hal yang kurang baik bagi perkembangan jiwa manusia, terutama perkembangan jiwa anak-anak sehingga harus dihindari.

Oleh karenanya cara pandang kita terhadap TV seharusnya lebih bijaksana. Yakni, kita tidak membiarkan anak-anak kita habis waktunya hanya untuk menonton TV seraya mengabaikan kegiatan yang lebih berguna seperti belajar dan mengaji. Orangtua seharusnya mempertimbangkan mana acara TV yang bermanfaat dan tidak bagi perkembangan jiwa anak. Sebab anak merupakan penjiplak paling hebat di dunia. Anak akan menirukan segala hal yang dilihat dan didengar, sehingga manakala orangtua tidak mengawasi dan memberikan bimbingan, mereka tidak akan mengetahui apa yang baik dan buruk.

Ada beberapa hal yang menyebabkan acara TV membahayakan :
1. Sebagian besar acara TV bertentangan dengan ruh dan akidah Islam.
2. Merangsang nafsu birahi anak-anak dan mengandung perbuatan keji dan dosa besar.
3. Merusak pendidikan anak-anak yang telah diberikan oleh karena keluarga yang saleh dan shalehah karena model-model perilaku yang ditampilkan TV memliki pengaruh yang kuat dan tajam terhadap pola perilaku yang menyimpang.
4. Sebagian besar acara TV tidak memiliki tujuan pendidikan Islam.
5. Anak-anak terpengaruh baik perkataan maupun perbuatan.

Acara-acara TV yang sedemikian bebas, mengakibatkan aqidah manusia menjadi rapuh, sehingga anak-anak tidak meyakini syari'at Allah, kurang amal shaleh dan kemakshiatan semakin merajelala. Banyak anak yang meninggalkan shalat, meninggalkan ngaji dan salah pergaulan. Juga banyak saudara-suadara kita yang menginjak remaja, sudah dewasa bahkan menjadi orangtua mengabaikan Allah dan RasulNya.

Di waktu kecil anak-anak kita sudah mendapatkan pendidikan yang kuat. Mereka mengaji dan shalat, namun ketika menginjak remaja, seringkali timbul masalah baru akibat pengaruh-pengaruh buruk dari TV. Banyak anak kita hidup dengan cara apa yang dilihat di TV. Mereka menjadikan tontonan menjadi tuntunan hidup.

Sebagai orangtua, kita perlu mewaspadai perilaku anak yang menjurus pada ketidak hati-hatian dan menyimpang dari agama.

Sesungguhnya anak belum mampu memilah apa yang seharusnya menjadi perhatiannya. Rasa kagum pada sesuatu, akan membuat hatinya terpengaruh dan membutakan hatinya untuk melihat segala sesuatu secara benar.

Perasaan kagum ini bisa melalui media seperti tontonan TV, Gambar-gambar iklan dan hiburan-hiburan atau segala jenis tontonan lainnya. Mereka kagum pada apa yang digambarkan oleh media ataupun panggung-panggung hiburan. Mereka kagum dan meniru pada apa yang dipertontonkan

Akibat pengaruh buruk ini, dapat menipiskan rasa percaya diri, merapuhkan aqidah dan melemahkan iman kepada Allah SWT. Seakan-akan hidup merasa kurang dan tidak berharga apabila tidak hidup dengan cara seperti apa yang dilihat dalam tontonan. Citra diri manusia seperti ini, bukan tidak mungkin menumbuhkan kebencian terhadap tata karma agama, bahkan membuka kemungkinan timbulnya cinta pada budaya dan tata krama yang jauh di luar tuntunan Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW.

Anak-anak atau lebih luas lagi kaum musliminin tidak lagi mengindahkan Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW. Sebaliknya justru mengutamakan "teladan" yang dipertontonkan TV, film, dan media massa lainnya. Maka tidak heran, jika dunia Islam pun dilanda cara hidup yang mengutamakan bersenang-senang, mementingkan diri sendiri perzinaan, narkoba, minuman keras dan sebagainya.

Kehancuran tata social dan kehidupan masyarakat itu antara lain ditandai dengan adanya orang laki-laki yang menerkam wanita di tengah jalan dan menyetubuhinya (memerkosa), kekerasan dan disharmoni sosial. Peristiwa-peristiwa munkar dan keji ini terjadi ketika manusia sudah "menghalalkan" perzinaan, minuman memabukkan (termasuk narkoba) dan bermegah-megahan, tersebarnya biduan-biduanita serta banyak pembunuhan.

Saat seperti itulah banyak yang mengidap penyakit bakhil, tidak peduli orang lain, pemarah, takut mati, suka bersenang-senang, dan diperbudak dunia. Manusia lebih menyukai memperindah masjid, tetapi tidak memakmurkannya, memperbanyak hiburan, egois, memegahkan diri dan menjunjung tinggi harkat biduan-biduanita daripada membantu saudara-saudaranya yang kelaparan, sakit, tidak bisa bersekolah dan tertindas atau menghidupkan majlis ilmu dan tempat -tempat pendidikan.

Janganlah orangtua membiarkan anak-anak hidup dalam bahaya tindak kekerasan, narkoba, dan pergaulan yang menjauhkannya dari Allah SWT. Orangtua harus bertindak tegas terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan perilaku anak. Sebab dari anak-anak inilah, kita berharap masa depan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara akan tertata dengan baik.

Kita semua perlu mewaspadai gejala-gejala yang berkembang di dalam masyarakat seperti maraknya perzinaan, perkosaan, pembunuhan, kekerasan, narkoba, tempat makshiat yang terorganisir dan tempat-tempat hiburan yang menyeret dunia muslim ke dalam jurang kehancuran. Yakni, kerapuhan akidah, dan degradasi moral serta amal shaleh dan etos hidupnya.

Maka, marilah kita dorong anak-anak untuk lebih suka membaca Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah serta buku-buku agama. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Marilah kita menundukkan diri memohon kepada Allah : semoga Allah memberkahi kita semua dengan keteguhan iman dan istiqamah beramal shaleh. Amin Ya Rabb al 'Alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar