Selasa, Juni 09, 2009

Keselamatan dan Berkah dari Lingkungan

Lingkungan hidup bukan hanya ikan-ikan di sungai, aneka bunga di kebun, hewan-hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Masyarakat yang ada di sekitar kita juga merupakan lingkungan hidup.

Kita boleh membela gunung dan pantai supaya tetap indah sepanjang masa. Kita boleh membela hewan dan tumbuh-tumbuhan agar tetap lestari. Namun kita juga tak boleh mengotori, apalagi melukai tetangga sedikit saja. Partisipasi kita di dalam masyarakat juga merupakan taruhan utama untuk hidup dengan lingkungannya.

Saudara-saudaraku, Rasulullah mengajak kita memuliakan tetangga. Yang dikehendaki Rasulullah bukanlah hanya mengantar makanan ketika kita sedang walimah atau tasyakuran, namun yang lebih penting adalah tidak membuat susah tetangga atau lingkungannya. Sebaliknya kita mesti membahagiakan atau menyenangkan tetangga. Misalnya dengan tidak membuang sampah sembarangan, melukai perasaannya dan mengganggu ketenteramannya.

Rasulullah SAW bersabda :

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka muliakanlah tetangganya," (HR. Bukhari)."

Sabda Rasulullah SAW ini juga mengarahkan kita semua agar bijaksana terhadap lingkungan. Namun, sikap bijaksana ini sepenuhnya tergantung pada disiplin pribadi dan keteguhan hati nurani masing-masing. Bukan Undang-Undang, hukuman gantung atau kursi listrik yang dapat membuat kita berhenti melukai tetangga atau menyakiti orang lain, membuang sampah sembarangan, mencemari air, udara, tanah dan lingkungan hidup lainnya; tetapi kesadaran pribadi yang paling mendalam. Jika kita merasa tidak senang manakala orang lain berbuat buruk pada kita, maka seharusnya kita pun tidak berbuat buruk pada mereka.

Demikian pula industri-industri yang merasa terpaksa mencemari sungai, laut, merusak bukit-bukit, gunung-gunung, tanah, udara dan hutan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Semua ini tergantung pada tanggungjawab dan sikap jujur masing-masing, bukan semata-mata tergantung pada peraturan.

Zaman sekarang orang sudah sulit bertetangga karena terbatasi oleh jabatan, kekayaan, pagar tinggi, kedudukan dan sebagainya. Padahal bertetangga inilah asal dari kebijaksanaan kita semua dengan lingkungan. Karena itulah, orang yang dikarunia Allah dengan kedudukan atau kekayaan, seharusnya mengunjungi orang kecil, lemah dan tertindas. Seperti Khalifah Umar bin Khotob ra yang menyamar sebagai orang biasa mengunjungi orang yang hendak melahirkan. Ia membelah kayu bakar dan setelah bayinya lahir, dibawakannya makanan. Ia pun mendengarkan bagaimana wanita yang melahirkan tersebut ngrasani pelayanan kesehatan pemerintahannya, sehingga kemudian Khalifah Umar ra memutuskan untuk memberikan tunjangan kepada bayi yang dilahirkan sampai masa persusuan.

Maha Suci Allah yang telah menjadikan pemimpin-pemimpin ummat Islam, yang memberikan teladan untuk membangun lingkungannya.

Setidaknya ada tiga hal yang perlu kita usahakan agar lingkungan kita diberkahi Allah :
Pertama, membenahi sarana-sarana sosial.
Termasuk di dalam sarana sosial adalah masjid, sekolahan, pondok pesantren dan lembaga-lembaga pemerintahan. Semua ini memiliki hubungan dengan masyarakat. Sehingga ketika sarana-sarana ini tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sudah tentu akan menghambat kehidupan masyarakat. Kita perlu memperbaiki bersama-sama. Janganlah kita membiarkan kemungkaran di dalam masyarakat terjadi terus menerus. Rasulullah SAW bersabda :" Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan hati, sesungguhnya merubah dengan hati ini adalah selemah-lemahnya iman (HR. Bukhari)."
Dalam hadist ini, Rasulullah menegaskan bahwa setiap orang wajib memperbaharui dan memperbaiki keadaan-keadaan buruk yang merugikan masyarakat. Setiap orang yang diberi kekuasaan oleh Allah, harus mencegahnya dengan kekuasaannya. Setiap orang yang memiliki ilmu pengetahuan, harus memberikan bimbingan dan pelajaran supaya kemungkaran tidak merajalela. Dan setiap orang yang tidak memiliki kekuasaan dan ilmu pengetahuan, cukup dengan mendo'akan agar kemungkaran tidak merajalela.
Apakah perubahan-perubahan ini sudah kita lakukan ? Hendaklah kita mawas diri dengan apa yang dilakukan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kita kerjakan.

Kedua, gotong royong.
Gotong royong adalah sifat orang yang beriman. Yaitu mau bekerja sama dan tolong menolong untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Tolong menolong dalam melakukan kebajikan dan taqwa ini merupakan kewajiban setiap orang Islam. Setiap sesuatu yang dikerjakan secara gotong royong akan meringankan beban kita. Sikap ini juga menunjukkan kebersamaan kita semua di dalam melaksanakan kebajikan.
Maka marilah kita mawas diri, apakah kita sudah membiasakan tolong menolong dalam kebajikan, ataukah sebaliknya ? Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan amal kebajikan orang-orang yang bertaqwa. Dalam surat Al Maidah, ayat 3, Allah memerintahkan agar kita tolong menolong dalam kebajikan dan ketaqwaan

Ketiga, menyuburkan kasih sayang.
Adalah pertanda kita semua menuju masyarakat terhormat, manakala kita tidak hanya bangga oleh adanya jalan-jalan yang mulus, komputer, pabrik-pabrik, tempat wisata, dan perdagangan; namun juga oleh kebanggaan bahwa kita dapat tumbuh menjadi ummat yang saling berbelas kasih, saling beramal dan saling peduli satu sama lain. Bukan hanya peduli dengan sesama manusia, tetapi juga sesama makhluk Allah.

"Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. " (Q.S. An Nisa':1).

Dengan kasih sayang ini, kita menjadi ummat yang saling merahmati, bukan saling melaknati, saling memangsa dan saling menindas. Sebaliknya, kita menjadi ummat yang mampu dan suka beramal shalih untuk kesejahteraan nasional maupun daerah. Ketahuilah saudara-saudaraku, sesungguhnya jika kita semua saling mengasihi, maka malaikat dan seluruh makhlukNya akan mengasihi kita semua.

Marilah kita benar-benar memperhatikan lingkungan hidup kita. Dan ketahuilah bahwa orang-orang yang hidup di sekitar kita, juga merupakan lingkungan hidup. Oleh karenanya Allah memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada sesama manusia dan sesama makhlukNya. Mudah-mudahan kita semua hidup dalam berkah dan kasih sayang Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar