Selasa, Juni 09, 2009

Penyebab Kerusakan Dalam Kehidupan Bermasyarakat

Marilah taqwa kepada Allah dengan senantiasa melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. Dengan taqwa inilah, kita akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Dan ketahuilah, bahwa diantara bukti taqwa kita kepada Allah, adalah senantiasa menaati Allah dan rasulNya.

Dalam keseharian, kita mengenal ayat kursi, sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah, ayat 255.

Kata "kursi" mengandung dua makna :
Pertama, harfiyah, adalah kursi sebagaimana bendanya seperti kursi yang ada di rumah kita.

Kedua, maknawiyah. Kursi dapat berarti pekerjaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Kursi erat hubunbgannya dengan administrasi, birokrasi, majlis syura, pemerintah dan sebagainya. Dan karena itu pula, kursi menyimpan bertumpuk pengharapan manusia yang mendambakan kehidupan yang lebih baik.

Keberadaan administrasi misalnya, pada awalnya dimaksudkan untuk memudahkan urusan warga masyarakat. Demikian pula kehadiran lembaga ekskutif, yudikatif dan legislatif, adalah agar manusia tidak hidup liar dan senantiasa berada dalam wilayah keberadaan, namun dalam perkembangan selanjutnya hal-hal yang hakikat itu selalu ditunjukkan. Bahkan sebaliknya yang muncul adalah kendala, kesulitan dan penderitaan.

Secara umum kursi sering berhubungan dengan kewenangan atau kekuasaan. Ketahuilah saudara-saudaraku, kewenangan berarti memberi pelayanan kepada masyarakat, yakni memberi sejumlah jasa dan fasilitas supaya hajat atau kebutuhan masyarakat terpenuhi.
Tetapi pergeseran nilai, kepentingan dan keserakahan seringkali memporakporandakan tatanan. pemerintahan yang baik. Pemerintahan dapat menjadi korban manusia yang bermental brutus atau pengkhianat yang melecehkan dan menggerogoti tatanan.

Dalam Al Qur'an surat An Naml ayat 48-53, tersirat ada 9 (sembilan) oknum yang menggerogoti pemerintahan (birokrasi).

"Dan adalah di kota itu, sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan."
"Mereka berkata: "Bersumpahlah kamu dengan nama Allah, bahwa kita sungguh-sungguh akan menyerangnya dengan tiba-tiba beserta keluarganya di malam hari, kemudian kita katakan kepada warisnya (bahwa) kita tidak menyaksikan kematian keluarganya itu, dan sesungguhnya kita adalah orang-orang yang benar".
"Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari."
"Maka perhatikanlah betapa sesungguhnya akibat makar mereka itu, bahwasanya Kami membinasakan mereka dan kaum mereka semuanya."
"Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kezaliman mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu (terdapat) pelajaran bagi kaum yang mengetahui".
"Dan telah Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka itu selalu bertakwa."

Sebuah kota atau peradaban, dapat rusak karena perilaku 9 (sembilan) orang ini. 9 orang ini, adalah symbol perusak-perusak yang bertempat dalam masyarakat maupun pemerintahan. Simbol-simbol ini memiliki segmentasi sendiri-sendiri, antara lain :
Pertama, polisi. Yakni, jika ada oknum polisi yang merusak keamanan, pasti kepercayaan masyarakat terhadap polisi menjadi berkurang.

Kedua, jaksa. Yakni, oknum jaksa yang menuntut seseorang agar dihukum padahal orang tersebut tidakbersalah atau menjadi korban fitnah.

Ketiga, hakim. Yakni oknum hakim yang mengadili secara dzalim, memutus perkara berdsarakan pesanan dan menghukum orang yang tak bersalah.
Keempat, pedagang. Yakni pedagang yang menimbun bahan kebutuhan pokok sehingga rakyat kecil sengsara

Kelima, majlis syura. Yakni anggota-anggota majlis syura yang mendukung atau melegalkan kemakshiatan dan membuat UU atau peraturan yang tidak memihak rakyat.

Keenam, ekskutif/pejabat. Yakni pejabat yang menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan sendiri atau untuk korupsi.

Ketujuh, tentara. Yakni bukannya membela negara dan melindungi rakyat, malah membela penjahat.

Kedelapan, para pendidik. Yakni munculnya jual beli ijazah, data-data palsu, suap menyuap, dan ilmu untuk menipu.

Kesembilan, Dokter. Yakni membuka praktik-praktik tidak sah, pengobatan ngawur, biaya kesehatan yang sangat mahal dan sebagainya.

Oknum-oknum yang disebutkan di dalam Al Qur'an tersebut adalah penyebar bibit penyakit yang dapat merusak kehidupan pemerintahan maupun masyarakat secara umum. Kaum perusak ini mengaku melakukan tindakan benar yang seolah-olah membangun masyarakat, namun sesungguhnya mereka memperdayai masyarakat dengan berbagai maker, tipu daya, kemunafikan dan kelicikannya. Sesungguhnya tindakan mereka diketahui oleh Allah SWT, Dzat Yang Maha Mengatahui atas segala sesuatu.

Dalam keadaan demikian, hampir-hampir kita berputus asa karena seluruh lapisan masyarakat telah mereka rusak. Dan orang-orang yang semula baik pun menjadi rusak diakibatkan ajakan, bujuk rayu, dan penularan bibit penyakit dari para perusak. Namun janganlah kita berputus asa dari rahmat Allah, karena putus asa dari rahmat Allah sama artinya dengan membiarkan perusak-perusak itu berkeliaran di muka bumi melakuakan perusakan dari satu tempat ke tempat lainnya.

Sebaliknya, kita semua harus melakukan sesuatu agar para perusak tersebut mendapat balasan yang setimpal dari Allah, dan Allah berkenan menyelamatkan kita semua. Kita semua mesti mengambil pelajaran dari apa yang telah dilakukan oleh kaum perusak. Dan janganlah kita mengikuti ajakan, tipu daya dan bujuk rayu kaum perusak yang menjerumuskan kehidupan kita dalam kesengsaraan di masa kini dan masa yang akan datang.

Saudara-saudaraku, kasihanilah anak cucu kita yang akan menanggung penderitaan berkepanjangan manakala kita tidak memperbaiki diri dengan turut serta membangun kebajikan-kebajikan di dalam keluarga maupun tempat kerja. Hendaknya kita menyadari bahwa kehidupan ini tidak boleh hanya untuk kepentingan diri sendiri.

Ketahuilah bahwa anak cucu kita pun mengharapkan kehidupan yang lebih baik, adil dan makmur. Semua ini tidak akan terwujud manakala kita berbuat kerusakan. Kita tidak akan memperoleh kemajuan di dalam kehidupan berkeluarga, berbangsa dan bernegara manakala kita tidak ikut serta membantu membangun kebaikan. Sebaliknya jika kita menuruti hawa nafsu kaum perusak, maka kita akan hidup dalam lingkaran syetan selama-lamanya.

Ketahuilah, Allah akan menyelamatkan orang-orang yang beriman dan selalu bertaqwa. Karena orang yang bertaqwa adalah orang yang takut kepada Allah dan yakin akan balasan Allah di akhirat. Maka jika kita menginginkan kehidupan ini lebih baik bagi semua pihak, marilah kita selalu bertaqwa. Ingatlah akan siksa Allah di dunia dan akhirat.

1 komentar:

  1. terima kasih infonya

    dokter kulit bandung



    http://dokterkulitbandung.com/

    BalasHapus