Selasa, Juni 09, 2009

Bersikap 'Adil di Dalam Melayani Masyarakat

Marilah bertaqwa kepada Allah, yakni dengan senantiasa melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. Ketahuilah, taqwa juga mengandung arti "menghindar" karena sesungguhnya orang yang bertaqwa berarti menghindar dari ancaman dan siksaan Allah.

Diantara anugerah Allah kepada kita semua adalah menjadikan hidup manusia saling ketergantungan satu sama lain. Setiap orang dilebihkan atas orang lain. Karunia ini menunjukkan kepada kita bahwa manusia harus saling memberi manfaat kepada orang lain. Jangan sampai karunia Allah ini dipergunakan untuk mendzalimi atau merugikan orang lain. Oleh karena itu, kita tidak boleh menganggap remeh orang lain, karena setiap manusia memiliki manfaat masing-masing sesuai dengan kedudukannya.

Imam Bukhari dan Muslim radhyillahu 'anha meriwaytakan dari Sahl bin Sa'd As-Sa'idi, ia berkata : "Pernah ada seseorang yang lewat di hadapan Nabi Muhammad SAW. Lalu beliau bertanya kepada seseorang yang berada di dekat beliau,"Bagaimana menurutmu orang ini ?. Dia menjawab :"Orang tersebut termasuk manusia yang paling mulia. Demi Allah, jika dia meminang, pasti akan diterima; dan jika minta bantuan, pasti akan diberi." Rasulullah SAW lalu diam.

Tak lama kemudian, datang orang lain yang lewat di situ. Rasulullah SAW bertanya lagi,"Bagaimana menurutmu orang ini ?." Dia menjawab,"Wahai Rasulullah, orang ini dari kalangan muslim yang fakir. Jika dia meminang, tentu akan ditolak; jika dia meminta bantuan, tentu tak akan diberi, dan jika dia berbicara tentu tak akan ada yang mau mendengarnya." Rasulullah SAW bersabda : "Orang yang kedua tadi nilainya lebih baik dari dunia seisinya. Demikianlah perbandingan antara orang yang pertama dan kedua tadi.

Dari riwayat ini jelas bahwa kita tidak boleh menganggap remeh setiap manusia. Belum tentu orang yang tampak memiliki kekuasaan, harta benda, jabatan ataupun terlihat mulia di sisi manusia, memiliki nilai yang unggul di sisi Allah. Ketahuilah, Allah menilai hamba-hambaNya dari ketaqwaannya. Jika kita tidak beriman, tidak berbuat baik kepada sesama; berlaku tidak sopan, pilih kasih atau mengabaikan hubungan antar sesama makhluk-Nya, bisa jadi kita tidak bernilai apapun bagi Allah.
Rasulullah SAW bersabda :

"Sungguh kelak pada hari kiamat akan datang seseorang yang bertubuh tinggi besar, namun nilainya di sisi Allah lebih rendah daripada seekor naymuk (HR. Bukhari-Muslim).

Sabda Nabi ini merupakan perlambang kepada kita semua, bahwa semua hal yang kita banggakan di dunia ini tidak memiliki makna apapun di sisi Allah, manakala kita tidak beriman, bertaqwa dan berbuat baik kepada sesama makhluk-Nya. Jangan menganggap derajat kita yang tinggi, harta benda kita yang banyak, nama besar kita dan segala hal yang membuat orang lain hormat bahkan takut, dapat membawa manfaat di akhirat kelak. Sungguh merugi akhir hidup kita kelak, manakala ucapan, sikap dan perbuatan kita jauh dari ridha Allah, hanya karena kita merasa dihormati, merasa penting, merasa besar, dan merasa tinggi derajatnya dari orang lain, sehingga kita enggan untuk berbuat baik kepada sesama makhluk Allah.

Oleh karena itu, Rasulullah SAW menerangkan kepada kita agar berbuat baik kepada sesama. Diantaranya : dengan cara berbuat adil dalam kepemerintahan dan Rasulullah SAW melarang berbuat curang dalam tatatanan pemerintahan sebagaimana dinyatakan dalam riwayat Siti 'Aisyah ra.

"Muslim meriwayatkan dari 'Aisyah ra, ia berkata : "Aku mendengar Rasulullah SAW berdo'a di rumahku,"Ya Allah barangsiapa yang menjabat suatu jabatan untuk mengatur urusan ummatku, namun lalu mempersulit mereka, maka berilah kesulitan kepadanya; sedang barangsiapa yang menjabat suatu jabatan untuk mengatur urusan ummatku, lalu mempermudah mereka, maka berilah kemudahan kepadanya."

Bukhari Muslim juga meriwayatkan dari Ma'qil bin Yasar ra. Ia berkata,"Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : Tidaklah seseorang hamba yang Allah amanati untuk menjabat suatu kepemimpinan lalu mati, sementara ia melakukan keculasan dalam kepemimpinan/jabatannya, melainkan Allah mengharamkan syurga baginya."

Dalam riwayat Muslim disebutkan :"Tidaklah seorang pejabat yang mendapat kepercayaan untuk mengatur urusan kaum muslimin, namun tak bersungguh-sungguh dalam memberikan pelayanan dan tidak pernah mau memberikan nasihat kepada mereka, melainkan dia tidak akan masuk syurga bersama mereka."

Dengan memahami ajaran Rasulullah SAW ini, hendaknya kita senantiasa berusaha sungguh-sungguh di dalam menjalan tugasnya. Perintah Rasulullah ini pun sesungguhnya tidak terbatas dalam urusan kepemerintahan baik di tingkat yang paling kecil hingga paling besar, namun sesungguhnya berlaku juga di dalam semua urusan kehidupan kita seperti di dalam berkeluarga dan berorganisasi. Oleh sebab itu, setiap tanggungjawab atau pun amanat yang kita tanggung, akan dimintai pertanggunganjawabannya oleh Allah SWT.

Tentu kita tidak ingin mengalami kesulitan di dalam mempertanggungjawabkan amanat kita di hadapan Allah SWT. Kita ingin memperoleh kemudahan, rahmat dan pahala di sisi Allah. Maka janganlah kita menjerumuskan diri kita ke dalam kesulitan akhirat, dengan tidak mau mempermudah urusan sesama makhluk Allah.

Dan janganlah kita memandang rendah orang-orang yang membutuhkan kita sehingga mendorong kita untuk berbuat dzalim kepada mereka. Sesungguhnya setiap orang adalah bersaudara dan memiliki perasaan yang sama. Jika kita tidak menyukai disakiti, maka hendaklah jangan menyakiti orang lain. Jika kita tidak suka orang lain mempersulit kita, maka janganlah kita mempersulit mereka.

Dan yang lebih penting, janganlah kita mendapat kesulitan di hadapan Allah. Sebab di akhirat kelak, tidak ada lagi yang bisa menolong diri kita, selain ketaqwaan kita.

Ya Allah, perbaikilah agamaku yang merupakan pokok dari segala urusan, perbaikilah duniaku yang merupakan tempatku hidup; perbaikilah akhiratku yang merupakan tempat kembaliku. Jadikanlah hidupku sebagai sarana bertambahnya kebaikan dan jadikanlah kematianku sebagai sarana pupusnya keburukan.

"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (Q.S.16:90)"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar