Senin, Juni 08, 2009

Menjadi Pekerja yang Membawa Kemaslahatan Ummat

Diantara karunia Allah kepada manusia, adalah perbedaan kemampuan dan keahlian setiap manusia. Dengan kemampaun yang berbeda-beda dalam diri manusia Allah mewujudkan kehidupan yang beraneka ragam pula. Perbedaan kemampuan ini tidak lain agar manusia beribadah kepada Allah dengan saling melengkapi kebutuhan-kebutuhan hidup manusia. Maha Suci Allah, hidup manusia tidak akan berguna, manakala kemampuan dan keahlian manusia sama.

Allah SWT berfirman : "Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (Q.S.17:84)
Allah berbicara mengenai "keadaan" setiap manusia dalam melakukan pekerjaan. Keadaan ini berhubungan dengan kemampuan setiap orang baik kualitas maupun bidang yang dikerjakan. Meskipun kemaampuan setiap orang berbeda-beda, namun Tuhan juga berbicara tentang prinsip efektifitas sebagaimana dalam firmanNya : "Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Q.S.94:7-8).

Dalam teks ayat terebut dijelaskan bahwa setiap orang (apakah petani, pejabat, politisi atau guru), harus bekerja secara efektif. Yaitu, melakukan pekerjaan dengan benar dan tepat, sehingga bisa segera mengerjakan pekerjaan lainnya. Namun terkadang efektifitas ini tidak bisa sepenuhnya diterapkan. Hal ini disebabkan karena malas ataupun terlalu banyak pekerja, namun sedikit yang akan dikerjakan.

Sebagai contoh dalam suatu perusahaan. Perusahaan mungkin cuma membutuhkan satu orang pegawai, namun untuk memiminalisir angka pengangguran, perusahaan terpaksa menerima 4 (empat) orang pekerja. Sehingga satu pekerjaan yang semestinya dapat dikerjakan oleh satu orang dalam jangka waktu 2 jam, harus dikerjakan oleh 4 orang. Upah yang semestinya dibayarkan untuk satu orang, mau tidak mau dibayarkan kepada 4 orang. Sehingga, pendapatan mereka berkurang.

Reformasi memungkinkan perubahan. Diantaranya dalam penerimaan tenaga kerja. Penerimaan tenaga kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan memungkinkan pegawai atau pekerja dapat bekerja efektif, tidak tumpang tindih dan benar-benar bekerja sesuai bidangnya masing-masing.

Dalam lembaga pemerintah, kecepatan dan ketepatan dalam bekerja memungkinkan dihapuskannya istilah "kalau bisa diperlama kenapa dipersingkat dan kalau bisa dipersulit kenapa dipemudah." Istilah ini tentu akan menimbulkan penilaian buruk masyarakat. Sebab jika seorang pegawai atau pekerja tidak bekerja dengan sungguh-sungguh benar dan tepat, maka akan merugikan masyarakat.

Kenyataannya, bila seorang pegawai telah menyelesaikan satu pekerjaan pada waktu pagi hari misalnya, boleh jadi di siang hari atau keesokan harinya tidak ada lagi yang dikerjakan. Hal ini disebabkan tidak seimbangnya beban kerja dan jumlah pekerja.

Berbeda misalnya di Thailand dan Vietnam. Pegawai di setiap institusi publik mampu melayani masyarakat dengan efektif, dikarenakan jumlah pegawai yang sesuai dengan beban kerja., dan terlatih sesuai dengan bidangnya. Jika suatu pekerjaan bisa dikerjakan oleh satu orang mengapa harus 3,4,5 atau 6 orang ?. Dengan jumlah pegawai yang disesuaikan dengan beban kerja, maka seorang pegawai dituntut bekerja sungguh-sungguh, cepat dan tanggap, sehingga masyarakat akan senang dan mendoakan kebaikan.

Setiap orang yang bekerja, pada dasarnya adalah melayani orang lain. Seorang tukang batu, mengerjakan bangunan rumah, untuk pemilik rumahnya. Jika bangunannya bagus, kuat dan tidak menyimpang dari kebutuhan pemilik rumah, berarti tukang batu tersebut telah bekerja dengan baik dan membahgaiakan orang lain. Orang lain tidak merasa dirugikan, dan karenanya ia akan memperoleh pahala dari Allah, upah serta do'a dari pemilik bangunan tersebut. Kita semua dituntut bekerja dengan sungguh-sungguh, agar tidak banyak menganggur. Dengan bekerja, pikiran dan tenaga kita bermanfaat

Dengan memahami bahwa bekerja dalam bidang apapun, tidak semata-mata karena upah, melainkan ibadah kepada Allah SWT, maka kita semua dapat menjadi pekerja yang efektif. Seorang petani yang rajin bekerja, merawat tanaman, memelihara dan mendayagunakan tanah garapannya, akan memperoleh pahala disamping hasil pertanian yang lebih baik. Demikian juga seorang buruh pabrik yang tekun serta bidang pekerjaan lainnya. Sebab sesungguhnya manakala kita menyelesaikan satu pekerjaan, maka pekerjaan lain pun harus diselesaikan.

Di dalam bekerja sesuangguhnya kita tidak hanya berurusan dengan manusia, tetapi juga dengan Allah. Oleh karenanya kita perlu merubah cara pandang (orientasi) dalam melaksanakan pekerjaan. Janganlah menganggap tugas-tugas dan kewajiban dalam bekerja sebagai barang dagang, sehingga harus menguntungkan diri sendiri dan tidak peduli dengan cara maupun hasil akhir dari setiap pekerjalan yang dilaksanakan.. Allah SWT berfirman :

"Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap."
Rasulullah SAW menegaskan bahwa setiap orang yang bekerja adalah pelayan, sehingga harus bertanggungjawab kepada majikan atau orang yang dilayaninya, sebagaimana sabda-nya :

"Seorang pelayan bertanggungjawab atas harta benda tuannya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas tugas-tugasnya (HR.Bukhari-Muslim)."

Oleh karena itu, wahai hamba Allah, bersikap adil dan bertanggungjawablah dalam kewajiban dan tugasmu. Janganlah kebencian dan hawa nafsu menjadikanmu tidak melayani tuannya dengan baik. Sesungguhnya bekerja ataupun tidak bekerja, manusia akan mengalami kelelahan. Namun tentu saja lebih baik jika tenaga dan pikiran kita dipergunakan untuk bekerja dan melayani orang lain. Dengan memberikan kemudahan kepada sesama manusia, mudah-mudahan Allah akan memberikan kemudian hidup kita di dunia dan akhirat. Ketahuilah, setiap pekerjaan yang membawa kemaslahatan, pasti akan mendapatkan balasan dari Allah.

Marilah bergirang hati dengan ni`mat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang menta`ati perintah Allah dan Rasul-Nya. Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar.

Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan amal kebajikan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar