Senin, Juni 08, 2009

Menasehati Para Pemimpin (Budaya Kontrol Sosial)

Marilah kita meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT. Yaitu, dengan senantiasa melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi segala larangan-laranganNya. Dan sesungguhnya kita semua wajib menaati Allah dan rasulNya.

Dahulu Umar bin Khatab ra pernah menerima pertanyaan pedas dari seorang nenek renta yang lemah ketika sedang berpidato di depan umum. Si nenek bertanya tentang asal muasal pakaian yang dikenakannya. Si nenek bersikeras jika ia tidak mengetahui asal muasal pakaian yang dikenakannya, dia tidak akan menaatinya. Setelah dijawab bahwa pakaian yang dikenakan adalah jatah pembagiannya sebagai khalifah, baru si nenek mempersilahkan Umar ra meneruskan pidatonya dan ia sanggup menaatinya.

Kontrol sosial atau menasehati para pemimpin/penguasa merupakan sunnah rasul dan tabi'at para pemimpin Islam. Rakyat, tanpa memandang status sosialnya merasa berkewajiban dan berani mengkritik atau mengoreksi segala kebijakan atau tindakan yang dilakukan pejabat Negara, pada setiap kesempatan terbuka. Sebaliknya, para pejabat Negara tanpa memandang posisi dan jabatannya merasa berkewajiban menerima kritik dan koreksi dari rakyatnya, tanpa ada perasaan tersinggung atau terrendahkan martabatnya, walau kritik dan koreksi dilakukan di depan umum.

Prinsip kontrol sosial ini bersumber dari norma-norma Islam yang diterima secara utuh dan sepenuh hati oleh para pejabat Negara dan rakyatnya. Hal ini tertuang dalam hadist Nabi Muhammad SAW yang artinya :

Tuhan menjadi ridha kepadamu dalam tiga perkara. Pertama, hendaklah kamu sembah Dia dan sekali-kali jangan kamu mempersekutukan Dia dengan sesuatu apapun juga. Kedua, kamu berpegang teguh pada tali Allah dan jangan kamu berpecah belah. Ketiga, hendaklah kamu menasehati (mengkritik dan mengoreksi) orang-orang yang ditakdirkan Tuhan menjadi penguasamu (HR. Muslim)."

Selanjutnya Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa kontrol sosial dapat menghilangkan perasaan dengaki hati setiap muslim, baik bagi yang dikritik maupun yang mengkritik. Dalam hadist lainnya, Rasulullah SAW bersabda :

Ada tiga perkara yang tidak membuat dengki hati setiap muslim. Pertama, amal ikhlash karena Allah. Kedua, menasehati (control social) terhadap para penguasa. Ketiga, bergabung dengan jama'ah kaum muslim karena sesungguhnya pertolongan itu mengalir dari pihak mereka (HR Bukhari).

Allah SWT mengajarkan kepada kita untuk senantiasa saling mengingatkan. Tujuannya adalah agar kita senantiasa bisa tetap di dalam kebaikan. Alangkah baiknya jika kita membiasakan diri untuk saling mengingatkan baik di dalam keluarga, kantor, tempat kerja, berorganisasi maupun dalam hidup bermasyarakat. Jika kita tidak membiasakan saling mengingatkan atau saling menasehati, maka kita termasuk orang yang rugi disebabkan kita tidak tahu kekurangan dan kelemahan di dalam menjalankan tugas dan kewajiban. Oleh sebab itu, saling mengingatkan atau saling menasehati merupakan usaha kita untuk mendapatkan kebaikan bersama.

Alangkah celakanya hidup kita jika tidak ada yang saling mengingatkan. Allah menganggapnya sebagai kerugian manakala budaya saling menasehati sudah hilang di tengah-tengah masyarakat. Kita tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah, dan kehidupan akan berjalan semaunya sendiri. Kehidupan seperti ini akan melahirkan budaya tidak peduli, serba boleh, dan tidak mau tahu urusan orang lain. Namun terkadang, kita tidak memiliki keberanian atau pakewuh untuk mengingatkan. Tidak seharusnya demikian, sebab saling mengingatkan merupakan bukti cinta dan kasih sayang sesama muslim. Dengan mengingatkan atau menasehati, berarti kita menyelamatkan saudara-saudara kita dari bahaya yang menimpa di dunia dan akhirat. Sebaliknya dengan membiarkan perilaku-perilaku yang menyimpang, sama saja dengan menjerumuskan kita semua dalam bahaya dunia dan akhirat.

Oleh sebab itu, setiap muslim berkewajiban saling menasehati saudara-saudara sesama muslim dari hal-hal buruk yang akan menimpa kita semua. Jika kita membiasakan hidup saling menasehati, niscaya kita semua akan memperoleh kebaikan dan barakah di dalam berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Janganlah kita merasa sakit hati apabila ada yang menasehati.

Allah SWT berfirman dalam surat Al 'Ashar, ayat 1-3 yang artinya :
"Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran."

Dalam firman ini, Allah bersumpah bahwa siapa pun yang tidak beriman, beramal shalih dan saling menasehati di dalam kebenaran, pasti akan rugi hidupnya. Ketahuilah, bahwa setiap manusia pasti membutuhkan perhatian orang lain. Diantara bentuk perhatian itu adalah nasehat. Ketahuilah, barangsiapa yang tidak mau menerima nasehat kebenaran, maka ia termasuk golongan orang berhati batu yang diancam Allah akan dimasukkan ke dalam neraka Wel, sebagaimana firmanNya dalam surat Az-Zumar, ayat 22 yang artinya :.

"Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata."

Seorang pemimpin, seorang ayah, atau siapapun yang tidak mau menerima nasehat, sangat mungkin terjerumus di dalam kesesatan. Oleh sebab itu, janganlah kita merasa malu menerima nasehat orang lain, meskipun nasehat itu diberikan oleh seorang anak kecil, tua renta, tidak berpendidikan atau orang miskin.

Selama nasehat diberikan dengan cara-cara yang baik dan dilandasi dengan iman dan kasih sayang untuk menyelamatkan sesama muslim, maka tidak ada alasan untuk merasa takut memberi nasehat dan sakit hati ketika mendapat nasehat. Nasehat itu ibarat obat, meskipun rasanya pahit, namun dapat membawa kesembuhan bagi orang sakit. Imam Ali bin Abi Thalib berkata :

"Perhatikan apa yang dikatakan dan janganlah melihat siapa yang mengatakan."
Dalam sebuah hadist, disebutkan :
"Katakanlah /sampaikan kebenaran walaupun pahit. (HR. Bukhari)

Marilah kita terus menjaga hubungan baik antara sesama muslim dengan saling memberikan nasehat atau kontrol sosial di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara menurut ketentuan Islam, sehingga kebenaran dapat ditegakkan baik di dalam keluarga, masyarakat, tempat kerja dan dimanapun berada. Semoga dengan saling menasehati ini, kita mendapatkan barakah dan diselamatkan dari bahaya dunia dan akhirat. Amin Ya Rabbal 'alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar