Senin, Juni 08, 2009

Kehidupan Dunia Menentukan Kehidupan Akhirat

Berdasarkan kisah dikeluarkannya manusia ke bumi, kita tahu bahwa manusia harus hidup di dunia agar dapat kembali ke dalam kehidupan akhirat. Oleh karena itu, manusia harus memanfaatkan kekuatan dan ilmu pengetahuannya agar dunia dapat menjadi sumber kehidupan. Dunia ini adalah tempat ibadah sehingga agama Islam tidak memisahkan kenyataan adanya : "manusia, alam, Tuhan dan ibadah."

Dunia yang terkutuk adalah keseluruhan hal yang menghalangi manusia menaati Allah dan menjauhkan kita dari cinta Allah dan mencari akhirat. Sedangkan akhirat adalah keseluruhan hal yang menyebabkan keridhaan dan kedekatan kita kepada Allah. Meskipun dunia dan akhirat kelihatan saling berlawanan, namun seluruh pesan Allah dan Rasulullah tidak dimaksudkan untuk membenci dunia, melainkan bagaimana manusia memperlakukan dunia. Pemahaman untuk membenci dunia hanyalah dimaksudkan agar manusia berhat-hati, menjaga ketaaatan dan ketaqwaan kepada Allah.

Itulah sebabnya ada perbedaan besar antara Adam as dan Iblis laknatullah. Adam as dikeluarkan bumi sebagai kehendak Allah agar mengelola bumi. Sebaliknya Iblis yang sombong diusir karena murka Allah. Iblis tetap dalam kesombongannya, sementara Adam as hidup sebagai manusia yang taat kepada Allah. Allah menjadikan dunia ini sebagai tempat hidup manusia. Allah berfirman dalam surat Al Hijr, ayat 20 yang artinya :

Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezki kepadanya.(Q.S. Al Hijr:20)

Firman ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia berhubungan dengan kemampuan manusia di dalam mengelola dunia. Allah menjadikan manusia sebagai makhluk yang mampu bekerja dan mengelola dunia ini dengan sebaik-baiknya. Maha Benar Allah dengan segala firmanNya.

Jikalau tidak berusaha di dunia, maka dunia ini tidak akan memberi apapun pada kita. Sekiranya kita bekerja menurut Allah, maka Allah akan megasihi kita di akhirat. Ingatlah ketika Adam as dikeluarkan dari syurga, ia harus bergelut dengan Iblis supaya terselamatkan dan mempersiapkan bekal untuk akhirat. Dunia ini dipersipakan Allah agar manusia membuktikan darma baktinya kepada Allah. Firman Allah dalam surat Al Mulk, ayat 2 menyebutkan :

"Allah Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun". (Q.S. Al Mulk:2).

Karena rahmat-Nya, Allah membimbing supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan Iblis yang menyesatkan. Tujuannya adalah supaya kita tetap hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini. Di dalam dunia inilah kita menantikan terkabulnya pengharapan kita yang penuh bahagia dan janji-jani Allah Allah Yang Maha Benar.

Melalui rasul-rasulNya, Allah membebaskan kita dari segala kejahatan dan tipu daya Iblis, sehingga kita tidak terserap dalam perangkap iblis yang menjauhkan kita dari ibadah. Sebab apabila manusia terserap dan terikat dengan dunia, ia akan tenggelam, gila dunia dan akhirnya melalaikan ibadah. Oleh karenanya, janganlah mencintai partai, golongan, jabatan, harta kekayaan, dan segala hal yang ada di dunia ini secara berlebih-lebihan melebihi cinta kepada Allah dan rasulNya. Sebab kita akan meninggalkan dunia ini sendirian ke alam baqa'.
Rasulullah SAW bersabda :

Artinya : Hiduplah sesukamu karena engkau pun akan mati, cintailah siapa pun yang engkau kehendaki, karena engkau pun akan berpisah, dan berbuatlah sesukamu karena sesungguhnya engkau akan menerima balasan." (HR. Turmudzi)

Para Rasul adalah orang yang terdekat dengan Allah, namun kedekatan dengan Allah, tidak menghalangi mereka dari pekerjaan-pekerjaan duniawi. Sebab setiap pekerjaan yang tampaknya duniawi pun bisa bermakna ukhrawi manakala dikerjakan dengan niat yang benar dan sesuai syari'at Allah. Bertani, berdagang, dan industri semua ini tampak duniawi, namun bermakna ukhrawi; sebab tanpa adanya pertanian, perdagangan dan industri orang akan kesulitan beribadah.

Sebaliknya segala kegiatan yang tampaknya ukhrawi, bisa turun derajatnya menjadi bernilai duniawi manakala tidak dikerjakan dengan niat yang benar. Ibadah yang dimaksudkan untuk memperoleh pujian, popularitas dan nama adalah egoisme, sehingga tidak selarasa dengan perintah Allah SWT agar kita beribadah secara ikhlash, yakni hanya dipersembahkan kepada Allah.

Bagi orang yang beriman dan bertaqwa dunia harus dikelola dengan baik agar dapat mengantarkan kita kepada kehidupan akhirat yang baik. Semua ini hanya terwujud manakala kita melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya.

"Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa,(Q.S. An Nahl:30)"

"Kampung akhirat" dalam ayat juga berlaku bagi dunia sekarang ini, karena sesungguhnya kita tidak akan mendapat apapun di akhirat manakala kita tidak beribadah kepada Allah di dunia ini.
Marilah kita bersungguh-sungguh membuat dunia ini sebagai tempat menanam kebaikan. Marilah kita selamatkan diri dan keluarga kita dari siksa neraka. Sesungguhnya Allah akan membalas setiap perbuatan yang dilakukan manusia.

"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya.
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar