Senin, Juni 08, 2009

Pendidikan Berbasis Kenabian

Allah memerintahkan agar anak-anak yang dilahirkan mengerti Allah, sebagaimana Allah telah mengajarkan nama-nama ciptaanNya kepada Nabi Adam as. Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah, ayat 31 yang artinya :

"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!"

Lambang-lambang atau nama-nama itulah pelajaran yang ditanam Allah dengan kuat dalam pikiran dan hati Nabi Adam as. Pikiran yang masih jernih itu dilatih untuk mengerti Allah melalui pemandangan alam dengan friman-firman yang diwahyukan. Bintang-bintang, pepohonan, bunga-bunga, gunung-gunung dan anak-anak sungai semuanya merupakan tanda-tanda Allah Yang Maha Mencipta. Bahkan di dalam diri kita sendiri pun, kita diharuskan memperhatikan kekuasaanNya. Allah berfirman dalam suart Adz-Dzariyat, ayat 20-21 yang artinya :

"Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan?"

Firman Allah ini menjelaskan agar kita senantiasa memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada pada makhluk-Nya. Orang yang memahami kekuasaan Allah akan terdorong untuk mengakui kehebatan Allah di dalam setiap ciptaan-Nya. Petunjuk ini merupakan awal dari iman kita kepada Allah SWT. Wahai saudara-saudaraku, rendahkanlah dirimu di hadapan Allah, sehingga ibadah yang kita lakukan merupakan bukti iman kepada Allah.

Para Nabi telah bergiat dalam mendidik dan membimbing kaumnya. Tujuannya adalah untuk memperkuat rohani dan moral dari penyimpangan-penyimpangan yang semakin merajalela serta mempersiapkan pemimpin-pemimpin keluarga, masyarakat dan bangsa. Anak-anak muda sejak ribuan tahun yang lalu berhadapan dengan penyelewengan dan berbagai penyakit masayarakat.

Disebutkan dalam sejarah kenabian, Isma'il as telah mengumpulkan orang-orang muda yang shaleh, cerdas dan suka belajar. Mereka disebut dengan "anak-anak Nabi." Para guru yang fasih dalam kebenaran Ilahi mengantarkan murid-muridnya menikmati hubungan dengan Allah dan menerima hukum-hukum Allah.

Murid-murid di sekolah kenabian ini menghidupi diri sendiri dengan cara bercocok tanam atau bertukang. Di kalangan Bani Israil, membiarkan anak-anak tumbuh tanpa melakukan pekerjaan yang berguna dianggap sebagai suatu kejahatan. Dalam sekolah kenabian, walaupun dia akan dididik untuk suatu jabatan yang suci sebagai 'ulama atau pemuka hukum Allah, namun setiap anak diajarkan beberapa jenis pekerjaan.

Demikian pula banyak guru di sekolah kenabian menghidupi diri sendiri dengan kerja kasar. Namun hal ini tidak mengurangi kemuliaan mereka sebagai pendidik di kalangan Bani Israil. Bahkan di zaman sahabat Nabi 'Isa as, diantara mereka ada yang bekerja sebagai tukang pembuat tenda. Mereka hidup sebagai pendidik seraya menghidupi diri sendiri. Setidaknya ada tiga hal pokok pelajaran utama di sekolah-sekolah kenabian, yakni tentang hukum Allah, sejarah orang-orang suci, musik yang suci dan kesusasteraan.
Pertama, adalah menjadi tujuan utama dari semua pelajaran yang diberikan di sekolah kenabian untuk mempelajari kehendak Allah dan kewajiban manusia terhadap Allah. Dan iman menjadi tujuan utama dari semua system pelajaran ini. Para siswa diajari bagaimana beribadah, bagaimana menghampiri Allah, bagaimana mempraktikkan iman di dalam hidup dan bagaimana mamahami dan menuruti pengajaran Rasul-Nya. Firman-firman Allah diwujudkan dalam nubuwwat dan perjalanan hidup para rasul yang suci.

Kedua, di dalam sejarah orang-orang suci terlihat jejak-jejak Allah. Kebenaran-kebenaran Allah diperlihatkan dalam perilaku para rasul.

Ketiga, musik dan kesusasteraan. Musik dan kesusasteraan tidak diarahkan untuk membangkitkan nafsu rendah manusia, melainkan untuk mendidik perasaan halus, untuk membangun rasa penyerahan di dalam jiwa dan pengucapan syukur kepada Allah.
Betapa banyak orang yang menggunakan karunia musik dan sastra demi meninggikan diri, bukan untuk memuliakan Allah. Kegemaran terhadap musik seringkali menjadi salah satu alat-alat yang paling ampuh yang digunakan setan untuk memalingkan pikiran dan tanggungjawab dari merenungkan kehidupan akhirat. Musik dan kesusasteraan yang tidak memuliakan Allah seringkali melalaikan manusia dari mengingat mati, syurga dan neraka. Allah SWT berfirman dalam surat Luqman, ayat 6-7 yang artinya :

"Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.
Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih."

Hati harus menghayati setiap firman-firman Allah. Oleh karenanya musik dan kesusateraan yang melalaikan dari Allah adalah "lahw al hadist," yang tidak meningkatkan iman dan mendorong berbuat amal shaleh. Sebaliknya, musik dan kesusateraan dapat membentuk suatu bagian dari ibadah kepada Allah; dan kita harus usahakan agar kita mendengarkan perkataan-perkataan yang baik. Musik, nyanyian, syair ataupun karya-karya sastra yang memuliakan Allah dapat meningkatkan iman kita.

Para guru di sekolah kenabian menginginkan keselamatan manusia. Dan hal ini dimulai dari memberi pendidikan firman-firman Allah. Kiranya persis seperti yang sering diceritakan Al Maghfurlah Mbah Muntaha Al Hafidh bahwa sekiranya tidak ada orang-orang yang dengan tulus ikhlash mengajar agama pada anak-anak, maka kehidupan ini akan rusak. Beliau sering mengutip sabda Rasulullah SAW :

"Barangsiapa yang mendidik anak-anak hingga dapat mengucapkan La ilaha illa Allah (tiada Tuhan selain Allah), maka ia masuk syurga." (HR. Turmudzi)."

Betapa pentingnya anak-anak mengenal Allah, sehingga siapapun yang mendidik anak-anak sehingga memiliki iman dan tauhid yang kuat, ia akan diberi ganjaran syurga. Hal inilah yang menjadi perhatian di dalam sekolah kenabian, selalu diajarkan firman-firman Allah sehingga anak didik mendengar dan merasakan kemuliaan Allah. Kebiasaan mendengarkan firman-firman Allah akan membantu anak-anak kita memahami tujuan kehidupan manusia. Jika tidak demikian, maka anak-anak tidak akan terbimbing dalam rahmat Allah, melainkan dalam pengajaran hawa nafsu dan syetan. Anak-anak akan menganggap hawa nafsu sebagai Tuhannya.
Maka, marilah kita penuhi kehidupan anak-anak dengan firman-firman Allah, agar kehidupan ini mendapatkan rahmat dan barakah Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar