Senin, Juni 08, 2009

Hidup di Jalan Allah

Allah SWT telah mengaungerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk kehidupan manusia, karenanya Allah memerintah kepada kita agar selalu bertaqwa dimanapun berada : di kantor, di rumah, di tempat kerja, di pasar dan dimanapun berada. Taqwa inilah yang menjadi bekal ketika menghadap Allah SWT di akhirat kelak.

Dengan segala kuasaNya, Allah menjanjikan kepada kita kegembiraan yang sangat berharga dan sangat besar, yaitu kehidupan yang damai dan sejahtera. Dengan ketaqwaan itu, kita boleh mengambil bagian dalam kuasa Allah dan terlepas dari hawa nafsu yang membinasakan dunia. Taqwa berarti melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya.

Untuk melepaskan jeratan hawa nafsu, kita harus sungguh-sungguh berusaha meningkatkan iman, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan dan amal shaleh seperti seperti mengormati orangtua, mengasihi sesama makhlukNya dan berbuat baik kepada tetangga mengasihi saudara-saudara seiman dan kasih kepada semua orang.

Apabila iman, kasih sayang dan kebajikan ini ada dalam diri kita, maka kita akan giat dan berhasil mengenal Allah. Janganlah kita memaksa Allah mengenal kita, namun kenalilah diri kita sehingga kita sungguh-sungguh mengenal Allah. Akan tetapi bila kita tidak memiliki pengetahuan dan ketekunan dalam mengenal diri, kita akan buta dan picik, karena lupa bahwa dosa-dosanya makin hari makin menumpuk dan sulit dimaafkan.

Tanpa mengenal diri, kita hanya akan merasa hebat, bangga diri, dan sombong dari karunia-karunia Allah sehingga menganggap segala sesuatu yang telah dicapai di dunia ini pasti bermanfaat dan dapat menyelamatkannya dari bencana dan azab Allah SWT. Allah berfirman dalam surat Al An'am, ayat 162, yang artinya :

Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam,

Karena itu wahai saudara-saudaraku jamaa'ah jum'ah yang dimuliakan Allah, berusahalah sungguh-sungguh supaya kita teguh hidup di jalan Allah, sebab jika hidup di jalan Allah, tidak akan tersandung dan tersesat di dalam menuju Allah.

Keselamatan dan kebahagiaan yang diperoleh tentu tidak ingin kita nikmati bersama, karena itu marilah kita sesama ummat Islam saling mengingatkan kewajiban-kewajiban kita terhadap Allah seperti shalat, zakat, puasa dan berbuat baik kepada orangtua dan sesama makhlukNya.

Sekalipun kita telah mengetahui dan teguh dalam kebenaran iman dan jalan Ilahi, namun terkadang kita melupakan kewajiban bersama untuk selalu mengingatkan agar menempuh jalan Ilahi di manapun berada. Selagi kita hidup kita seringkali lupa bahwa kekuatan, jabatan, kehebatan, popularitas dan kekayaan, tidak akan berguna manakala nyawa telah meninggalkan kita. Apa yang telah kita raih di dunia ini tidak akan menolong kita dari siksa Allah, manakala kita sombong terhadap Allah dengan tidak melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. Ingatlah, kita berasal dari setets air hina yang tidak bernilai apa-apa. Namun karena kasih sayang Allah, kita menjadi berguna di dunia. Dan akhirnya, kita tidak akan berguna apapun di hadapan Allah, selain amal shaleh dan ketaqwaan kepada Allah.
Allah mengingatkan kita dalam surat Asy-Syu'ara, 88-91.

"(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, dan (di hari itu) didekatkanlah surga kepada orang-orang yang bertakwa, dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat",

Sesungguhnya kita tidak tahu kapan Allah akan mematikan kita. Jika Allah tidak memberi kesempatan kepada kita untuk segera memperbaharui diri, tentu Allah telah mencabut nyawa pagi hari hari tadi. Dan Allah akan melemparkan kita ke dalam neraka dunia berupa laknat dan kehancuran hidup. Untuk kedurhakaan kita kepada Allah, hukuman telah tersedia. Barangisapa yang durhaka kepada Allah dan menyombongkan diri dari tuntunan Allah, kelak di akhirat akan terlunta-lunta. Allah SWT berfirman dalam surat Thaha 124-127 yang artinya :

"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".
Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?"

Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan".
Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.

Firman Allah ini mempertegas bahwa barangsiapa yang sombong, berpaling dan tidak mau menundukkan diri di hadapan Allah, ia akan mengalami kehidupan tidak berguna. Tanpa tuntunan Allah dan rasulNya, apa pun yang telah dicapai di dunia tidak memberi manfaat bagi kehidupannya. Sebaliknya menjadikan tidak melihat mana yang benar, mana yang salah; mana jalan syetan mana jalan Ilahi; mana hawa nafsu mana nurani; mana kewajiban Ilahi dan mana hak azasi. Akibatnya, ia hidup dalam kegelapan. Bagaimanakah kita akan berjalan di sebuah lorongan panjang yang gelap gulita ?
Dengan menjadikan capaian-capaian hidupnya untuk Allah, Insya Allah manusia akan selamat di akhirat.
Sebagai contoh :
Ketika Allah memberikan kita kesehatan, maka kesehatan ini digunakan untuk berjuang di bidang pendidikan, pelayanan fakir miskin, pelayanan kesehatan masyarakat dan sebagainya. Kesehatan digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Tidak sebaliknya untuk menambah dosa dengan perbuatan-perbuatan yang mendzalimi diri sendiri dan orang lain.

Ketika Allah memberikan kita kekuatan, maka kekuatan ini digunakan untuk membantu orang-orang lemah, bukan sebaliknya untuk memperdaya dan menganiaya orang-orang lemah.


Akhirnya, marilah kita istiqamah di dalam jalan Allah. Semoga kita memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

1 komentar: