Senin, Juni 08, 2009

Hakikat Haji Mabrur

Marilah bertaqwa dengan sepenuh hati, dimanapun kita berada. Marilah berusaha melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya.

Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan yang dimuliakan Allah. Pada bulan inilah, ummat Islam dari seluruh dunia melaksanakan ibadah haji. Karena sesungguhnya, ibadah haji hukumnya wajib bagi orang yang mampu. Dan ketahuilah, pahala bagi orang yang hajinya mabrur tidak lain adalah syurga.

Di dalam pelaksanaan ibadah haji, terdapat beberapa lambang yang sangat penting dalam kehidupan kita. Diantaranya :

· Ka'bah, merupakan lambang aqidah, keyakinan, juga harapan Yakni setiap orang Islam harus beraqidah dengan benar, beribadah hanya kepada Allah dan memiliki harapan atas ampunan dan ridha Allah.

· Ihram, merupakan lambing bahwa manusia pada dasarnya tidak memiliki apapun dan tak ada yang bisa dibanggakan manusia setelah segala yang dimilikinya diminta kembali oleh Allah. Ia harus tunduk dengan keadaan dasarnya. Hanya kesucian hati yang dapat mempertemukan manusia dengan Tuhannya

· Wukuf. Seorang haji harus berdiam sejenak menyiapkan strategi untuk melawan godaan-godaan dalam hidup ( yakni hawa nafsu dan syetan).

· Melempar jumrah : seorang haji harus melemparkan sifat-sifat tercela dan menggantinya dengan sifat-sifat terpuji (akhlak mahmudah).

· Thawaf menunjukkan bahwa darimanapun asalnya manusia menuju pada titik yang satu. Yakni Allah Yang Maha Kuasa, Yang menciptakan alam semesta ini. Gerakan-gerakannya menunjukkan konsistensi dan integritas dalam pengabdian sebagaima manusia. Yakni apakah ia sebagai suami, isteri, pejabat dan lainnya harus mengabdi kepada Allah.

· Sa'i berarti, memahami wanita mulia yang berasal dari budak, yakni Dewi Sarah yang perjuang sendirian di tempat yang gersang dengan keyakinan supaya sang putra Ismail as tetap hidup. Dan kenyataannya Ismail as adalah harapan terbesar orang tua, yakni kehidupan anaknya.

· Ibrahim as dan Ismail as menunjukkan ketaatan dan perjuangan melawan kedzaliman raja Namrud.

Bepata indahnya ! Ibrahim as diselamatkan dari api Namrud, dan Ismail as diselamatkan dari pengorbanan. Keduanya berjuang di tengah kekafiran dan kebobrkan masyarakat. Keduanya adalah khalifah-khalifah Allah yang bertanggungjawab memberdayakan manusia dan mendidiknya dengan tauhid. Mereka berdua inilah arsitek rumah tauhid, "kuil tertua dan pertama di dunia," sekaligus sebagai rumah kemerdekaan, rumah cinta dan persatuan, dan rumah peribadatan yang melambangkan rahasia.

Wahai haji, engkau adalah Ibrahim, penegak tauhid, pemberantas kemusyrikan, pemimpin kaum, pembebas kebodohan, kedzaliman, dan kekufuran. Kini bangunlah sebuah rumah, bukan unruk dirimu sendiri, bukan untuk putramu, tetapi untuk "ummat manusia." Inilah rumah tempat berteduh bagi orang yang terlunta-lunta, terluka, dan tersiksa atau pun korban-korban penindasan raja Namrud, sabotase Azar dan tipu daya setan yang selalu membuntuti kemanapun manusia pergi. Inilah rumah yang aman, suci, dan terbuka bagi setiap manusia atau keluarga Allah.

Di luar rumah ini tidak ada tempat yang aman dan suci dari aib karena dunia telah berubah menjadi rumah pelacuran yang kotor. Dunia telah berubah menjadi rumah jagal, agresi, diskriminasi dan kebencian.

Di dalam riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa, pada suatu hari Rasulullah SAW ditanya "apakah amal yang paling utama ?" Baginda Rasul menjawab : Iman kepada Allah dan rasulNya. Lalu amal apa lagi ? Beliau menjawab : jihad fi sabilillah. Lalu beliau ditanya lagi,"apa lagi ya Rasulullah," Beliau menjawab : Haji Mabrur.

Kata mabrur dalam Lisan al 'Arab, memiliki dua makna.

Pertama, mabrur berarti baik, suci dan bersih. Jadi haji mabrur adalah haji yang tidak terdapat di dalamnya noda dan dosa.

Kedua, mabrur berarti maqbul : diterima dan mendapat ridha Allah.

Kedua makna ini sesungguhnya berhubungan dengan keadaan seorang haji di dalam kehidupan masyarakat. Artinya, ia sungguh-sungguh menghilangkan kekotoran dirinya. Sebab, ketika seseorang melaksanakan ibadah haji, sesungguhnya ia meninggalkan segala atribut dunia. Apakah ia seorang birokrat, penguasa, orang 'alim, pedagang dan siapapun dia, semuanya miskin dan fakir di hadapan Allah. Orang yang melaksanakan ibadah haji, seperti orang yang mati. Ia harus menyelesaikan segala urusan dirinya dengan orang lain, dan harus berwasiat kepada keluarganya yang masih hidup.
Rasulullah SAW bersabda :

" 'Umarah yang satu ke umrah yang lainnya adalah tebusan diantaranya, dan haji mabrur tiada lain ganjarannya, kecuali syurga (HR. Bukhari-Muslim).
Dalam riwayat lainnya, Rasulullah SAW ditanya, apakah haji mabrur ? Rasulullah SAW menjawab :" ath'im al tha'am wa afsyu al salaam," (memberi makan fakir miskin dan menebar salam).

Ini berarti haji yang mabrur pada hakikatnya adalah haji yang dapat membuat pelakunya semakin peduli terhadap persoalan-persoalan sosial dan kemanusiaan. Setiap pelaku haji, kata Imam al Ghazali, harus memperhatikan budi luhur atau akhlak mulia baik ketika berada di tanah suci maupun ketika pulang ke kampung halaman sebagaimana maksud firman Allah dalam surat Ali Imran, ayat 197.. Dengan demikian, ia dan masyarakat memperoleh kebaikan dari ibadah haji yang dilakukannya. Karena itu syurga memang pantas dan layak baginya.

Alangkah indahnya ! seorang haji meninggalkan egosentrisme, menggantinya dengan senantiasa melakukan tindakan kasih sayang terhadap sesama dan menyebarluaskan perdamaian, keselamatan dan ketenangan di dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Dan ketahuilah, bahwa Allah memberi kebijaksanaan pada setiap orang yang tidak mampu melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci, tebusannya adalah shalat jum'at. Karena itu wahai saudara-saudarakau marilah kita senantiasa memperbaharui diri agar kita semua memperoleh kebaikan.

Ketahuilah "(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal." (Q.S.2:197)

1 komentar:

  1. trim ust ...sya jdi tau hakekat sbagai hamba iman kpada alloh dan rosulnya ,brjihat,haji mabrur.

    BalasHapus